CONTOH-CONTOH KOORDINASI
1.
KOORDINASI ISOLASI
Persoalan isolasi adalah salah satu dari beberapa persoalan yang
terpenting dalam teknik tenaga listrik pada umumnya dan teknik tegangan tinggi
pada khususnya, oleh karena ia menyangkut persoalan pokok bidang teknik dan
ekonomi.
Koordinasi isolasi dapat
didefenisikan sebagai korelasi antara daya isolasi alat-alat dan sirkuit
listrik di satu pihak dan karakteristik alat-alat pelindungnya di lain pihak,
sehingga isolasi tersebut terlindung dari bahaya-bahaya tegangan lebih secara
ekonomis. Koordinasi isolasi dinyatakan dalam bentuk langkah-langkah yang
diambil untuk menghindarkan kerusakan terhadap alat-alat listrik karena tegangan
lebih dan membatasi lompatan sehingga tak menimbulkan kerusakan terhadap
alat-alat listrik dan karakteristik alat-alat pelindung terhadap tegangan
lebih, yang masing-masing ditentukan oleh tingkat ketahanan impuls dan tingkat
perlindungan impulsnya.
Koordinasi
isolasi mempunyai dua tujuan :
1. Perlindungan
terhadap peralatan
2. Penghematan
(ekonomi)
Oleh karena perlindungan bertujuan
ekonomi pula, maka kedua tujuan tersebut disatukan menjadi satu tujuan :
ekonomi, hal ini berlaku untuk semua masalah dalam bidang perlindungan. Dalam
hal koordinasi isolasi, yang dituju ialah sebuah sistem tenaga listrik yang
bagian-bagiannya, masing-masing dan satu sama lain, mempunyai daya isolasi yang
diatur sedemikian rupa, sehingga dalam setiap kondisi operasi, kwalitas
pelayanan (penyediaan) dicapai dengan biaya seminimum mungkin. Biaya peralatan
yang dimaksud terdiri dari biaya pertama peralatan (first cost), biaya
kerusakan, biaya pelayanan berhenti (outages),biaya penurunan dan penaikan
kwalitas pelayanan.
2.
KOORDINASI BIDANG EKONOMI
adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi koordinasi dan sinkronisasi penyiapan dan
penyusunan kebijakan serta pelaksanaannya di bidang perekonomian. Kemenko
Perekonomian dipimpin oleh seorang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) yang sejak tanggal 22 Oktober 2009 dijabat oleh Hatta Rajasa.Selain mensinergikan sejumlah
kebijakan pemerintah terkait pembangunan yang telah diprioritaskan secara
nasional, Bappenas berperan sebagai koordinator perekonomian dan bertanggung
jawab untuk memperhatikan sejumlah aspek dalam pelaksanaan MP3EI, antara lain
aspek 1) kesenjangan. 2) proyek yang diadakan harus memiliki multiplier effect
sesuai dengan prinsip pemerintah pro growth, pro job, dan pro poor. 3) tata
ruang yang perlu diperhatikan adalah pada aspek lingkungan yang mendukung daya
dukung lingkungan di daerah.
Keseluruh aspek ini
sebagai maksud untuk tidak asal membangun, tutur Eddy Abdurrachman, Sesmenko
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, tututrnya dalam sambutan membuka
sosialisasi tentang Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia
(MP3EI) 2011-2025, yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator
Perekonomian pada Selasa, 18 Oktober 2011 di Ruang Timur, Lobby Level Hotel
Borobudur, Jakarta.
James Pardede, Direktur
Kemitraan Komunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI selaku Ketua
Pelaksan Bakohumas Pusat, mengatakan bahwa kehumasan mempunyai peran yang
sangat penting dalam membentuk citra Kementerian dan berfungsi strategis dalam
mengkomunikasikan kinerja, pencapaian dan prestasi yang dicapai dalam
tahapan-tahapan Indonesia (MP3EI) 2011-2025.
3.
KOORDINASI GERAKAN RENANG GAYA
PUNGGUNG
Renang
gaya punggung adalah berenang dengan posisipunggung menghadap ke permukaan air.
Dalam renang gayapunggung, pengambilan napas mudah dilakukan karena posisimulut
dan hidung berada di atas permukaan air.
a. Ambil sikap untuk meluncur dengan keduan tangan berpegang
pada pinggir/stang.
b. Meluncur dengan posisi tubuh agak sejajar dengan permukaan air.
c. Gerakan/tekanan paha dilanjutkan dengan sedikit membengkokan kaki kiri. Tangan kiri berada disisi pangkal paha, tangan kanan siap masuk air.
d. Tendangkan kaki kiri keatas dan tangan kanan mulai melakukan gerakan, dan kaki kanan dibengkokan.
e. Tendangkan kaki kanan keatas, tangan kiri mulai keluar dari permukaan air membentuk lingkaran disisi badan, dan kaki kiri dibengkokan.
f. Tendangkan kaki kanan, tangan kanan selesai melakukan dorongan sedangkan tangan kiri siap masuk air, dan kaki kiri dibengkokan.
g. Tendangkan kaki kiri, tangan kanan siap keluar dari dalam air dan kaki kanan dibengkokan
h. Tendangkan kaki kanan keatas, tangan kanan keluar dari permukaan air membentuk lingkaran disisi badan, dan kaki kiri dibengkokan.
Setelah dikuasai semua bentuk-bentuk latihan diatas, usaha untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan berenang gaya punggung dilakukan sebagai berikut:
a. Jepitkan pelampung diantara kedua paha, lakukan gerakan dengan satu tangan, dan tangan yang satu lurus merapat disisi badan. Setelah beberapa kali gerakan tangan tersebut lakukan secara bergantian.
b. Jepitan pelampung diantara kedua paha, lalu gerakan tangan bergantian seperti gerakan tangan renang gaya punggung yang sebenarnya.
c. Pegang alat pelampung dengan kedua tangan lurus diatas kepala lakukan latihan gerakan kaki pelan-pelan dan makin lama makin cepat, lakukan berulang-ulang kali sampai jaraknya semakn panjang.
d. Lakukan latihan gerakan kaki tanpa memakai pelampung dengan kedua tangan lurus diatas kepala.
b. Meluncur dengan posisi tubuh agak sejajar dengan permukaan air.
c. Gerakan/tekanan paha dilanjutkan dengan sedikit membengkokan kaki kiri. Tangan kiri berada disisi pangkal paha, tangan kanan siap masuk air.
d. Tendangkan kaki kiri keatas dan tangan kanan mulai melakukan gerakan, dan kaki kanan dibengkokan.
e. Tendangkan kaki kanan keatas, tangan kiri mulai keluar dari permukaan air membentuk lingkaran disisi badan, dan kaki kiri dibengkokan.
f. Tendangkan kaki kanan, tangan kanan selesai melakukan dorongan sedangkan tangan kiri siap masuk air, dan kaki kiri dibengkokan.
g. Tendangkan kaki kiri, tangan kanan siap keluar dari dalam air dan kaki kanan dibengkokan
h. Tendangkan kaki kanan keatas, tangan kanan keluar dari permukaan air membentuk lingkaran disisi badan, dan kaki kiri dibengkokan.
Setelah dikuasai semua bentuk-bentuk latihan diatas, usaha untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan berenang gaya punggung dilakukan sebagai berikut:
a. Jepitkan pelampung diantara kedua paha, lakukan gerakan dengan satu tangan, dan tangan yang satu lurus merapat disisi badan. Setelah beberapa kali gerakan tangan tersebut lakukan secara bergantian.
b. Jepitan pelampung diantara kedua paha, lalu gerakan tangan bergantian seperti gerakan tangan renang gaya punggung yang sebenarnya.
c. Pegang alat pelampung dengan kedua tangan lurus diatas kepala lakukan latihan gerakan kaki pelan-pelan dan makin lama makin cepat, lakukan berulang-ulang kali sampai jaraknya semakn panjang.
d. Lakukan latihan gerakan kaki tanpa memakai pelampung dengan kedua tangan lurus diatas kepala.
4.
KOORDINASI RELAY
Saluran transmisi tenaga listrik sangat berperan penting dalam
penyaluran daya listrik dari pembangkit ke konsumen, untuk itu peralatan
proteksi yang handal dan efektif diperlukan untuk menjaga keberlangsungan
penyediaan energi listrik. Relay yang dipakai sebagai pengaman saluran
transmisi adalah Relay jarak, Relay arus lebih (OCR) dan Relay ganggguan tanah
(GFR).
Prinsip dasar relay koordinasi terbagi dua,
yaitu :
1. Diskriminasi Waktu
Metoda ini bekerja berdasarkan waktu setting, sehingga relay akan bekerja jika waktu setting terpenuhi. Dibawah ini sistem distribusi radial sederhana untuk melihat aplikasi dari diskriminasi waktu.
Proteksi arus lebih terdapat pada feeders E, D, C, B dan A. Relay pada feeder B mempunyai setting waktu yang paling pendek. Ketika terjadi fault maka relay akan bekerja setelah waktu setting (t) terpenuhi, dan relay pada feeder C akan mengaktifkan time delaynya setelah waktu setting relay B terpenuhi. Begitu seterusnya hingga relay E.
Kekurangan dari metoda ini, jika terjadi gangguan di bagian terdekat dari power source yang memiliki arus gangguan terbesar.
2. Diskriminasi Arus
Metoda ini bekerja berdasarkan arus, hal ini disebabkan karena besarnya arus disetiap posisi/bagian bervariasi. Sehingga dengan metoda ini, semakin besar arus gangguan yang terjadi maka time trip nya pun akan semakin pendek. Dibawah ini merupakan kurva karakterisrik diskriminasi dengan arus.
Metoda ini bekerja berdasarkan waktu setting, sehingga relay akan bekerja jika waktu setting terpenuhi. Dibawah ini sistem distribusi radial sederhana untuk melihat aplikasi dari diskriminasi waktu.
Proteksi arus lebih terdapat pada feeders E, D, C, B dan A. Relay pada feeder B mempunyai setting waktu yang paling pendek. Ketika terjadi fault maka relay akan bekerja setelah waktu setting (t) terpenuhi, dan relay pada feeder C akan mengaktifkan time delaynya setelah waktu setting relay B terpenuhi. Begitu seterusnya hingga relay E.
Kekurangan dari metoda ini, jika terjadi gangguan di bagian terdekat dari power source yang memiliki arus gangguan terbesar.
2. Diskriminasi Arus
Metoda ini bekerja berdasarkan arus, hal ini disebabkan karena besarnya arus disetiap posisi/bagian bervariasi. Sehingga dengan metoda ini, semakin besar arus gangguan yang terjadi maka time trip nya pun akan semakin pendek. Dibawah ini merupakan kurva karakterisrik diskriminasi dengan arus.
5.
KOORDINASI MATA TANGAN DAN POWER
LENGAN DENGAN HASIL SERVIS DALAM PERMAINAN TENIS
Dalam permainan tenis koordinasi antara mata dan tangan serta power
lengan sangat penting dalam permainan tenis, dengan demikian apakah kedua
variabel ini secara bersama-sama memberikan hubungan yang positif dengan hasil
servis dalam permainan tenis? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
yang positif antara koordinasi mata dan tangan dan power lengan secara
bersama-sama dengan hasil servis dalam permainan tenis.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik
korelasional. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang pada siswa Fiks Bandung yang
berusia 14 – 16 tahun. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes
lempar tangkap bola tenis jarak 1 meter untuk koordinasi mata dan tangan, test
soft ball throw untuk mengukur power lengan. Sedangkan tes sasaran hasil servis
untuk mengukur hasil servis. Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil
kesimpulan:
1) Terdapat hubungan yang signifikan koordinasi
mata dan tangan dengan hasil servis dalam permainan tenis
2) Terdapat hubungan yang signifikan power lengan
dengan hasil servis dalam permainan tenis lapangan
3) Terdapat hubungan yang signifikan koordinasi
mata dan tangan dan power lengan secara bersama-sama dengan hasil servis dalam
permainan tenis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar