C. Teori Hubungan Antar Manusia
(1930 – 1950)
Pendekatan
yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu
denganmengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan
manusiawi untuk menunjang tingkat produktifitas kerja. Sehingga ada suatu
rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem sosial
dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar
produktifitasnya
bisa lebih tinggi.
D. Teori Behavioral Science :
D.1. Abraham maslow
Mengembangkan adanya
hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan
dinamika proses
motivasi.
D.2. Douglas Mc Gregor
Dengan teori X dan
teori Y.
D.3. Frederich Herzberg
Menguraikan teori
motivasi higienis atau teori dua faktor.
D.4. Robert Blake dan Jane
Mouton
Membahas lima gaya
kepemimpinan dengan kondisi manajerial.
D.5. Rensis Likert
Menidentifikasikan
dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem
manajemen.
D.6. Fred Fiedler
Menyarankan
pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
D.7. Chris Argyris
Memandang organisasi
sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
D.8. Edgar Schein
Meneliti dinamika
kelompok dalam organisasi.
Teori behavioral
science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per orang,
perilaku kelompok
sosial dan perilaku organisasi.
E. Teori Aliran Kuantitatif
Memfokuskan keputusan
manajemen didasarkan atas perhitungan yang dapat
dipertanggungjawabkan
keilmiahannya.
Pendekatan ini
dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang biasa dimulai dengan langkah
sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah
2. Menyusun model
aritmatik
3. Mendapatkan
penyelesaikan dari model
4. Mengkaji model dan
hasil model
5. Menetapkan
pengawasan atas hasil
6. Melakukan
implementasi
Alat bantu yang
sering digunakan dalam metode ini adalah motede statistik dan komputerisasi
untuk melihat
kemungkinan dan peluang sebaai informasi yang dibutuhkan pihak manajemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar