3.
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
-TEORI MANAJEMEN
KLASIK
Manajemen Klasik: 1.pengembangan manajemen di lakukan oleh teoritis.
2.investasi terbesar adalah karyawan
3.tenaga kerja di beri pelatihan keterampilan sesuai operasi pabrik.
4.karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang.
5.adanya skema pembagian keuntungan.
Manajemen Klasik: 1.pengembangan manajemen di lakukan oleh teoritis.
2.investasi terbesar adalah karyawan
3.tenaga kerja di beri pelatihan keterampilan sesuai operasi pabrik.
4.karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang.
5.adanya skema pembagian keuntungan.
-TEORI PERILAKU
Teori perilaku merupakan pengembangan dari pendekatan hubungan manusiawi. Pendekatan ini memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh sistem sosialnya. Perilaku dapat dipahami melalui tiga pendekatan, yaitu:
1) Rasional
Model rasional memusatkan perhatiannya pada anggota organisasi yang diasumsikan bersifat rasional dan mempunyai berbagai kepentingan, kebutuhan, motif dan tujuan. Pendukung model ini antara lain, Down dan Simon
2) Sosiologis
Model ini lebih memusatkan perhatiannya kepada pengetahuan antropologi, sosiologi dan psikologi. Pendukung model ini antara lain Bern
3) Pengembangan hubungan manusia
Model pengembangan hubungan manusia lebih memusatkan perhatiannya kepada tujuan yang ingin dicapai dan pengembangan berbagai sistem motivasi menurut jenis motivasi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja. Pendukung model ini antara lain, Mc Gregor, Maslow, dan Bennis.
Keterbatasan dari pendekatan perilaku ini adalah bahwa beberapa ahli manajemen termasuk ahli perilaku percaya bahwa bidang perilaku tidak sepenuhnya nyata karena berkenaan dengan manusia yang bersifat unik. Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli perilaku sangat kompleks dan abstrak untuk dipraktekkan para manajer. Dikarenakan perilaku manusia sangat unik, maka ahli-ahli perilaku sering berbeda dalam menyimpulkan penelitian, dan rekomendasinya pun sulit bagi manajer untuk memilih dan melaksanakannya.
Teori perilaku merupakan pengembangan dari pendekatan hubungan manusiawi. Pendekatan ini memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh sistem sosialnya. Perilaku dapat dipahami melalui tiga pendekatan, yaitu:
1) Rasional
Model rasional memusatkan perhatiannya pada anggota organisasi yang diasumsikan bersifat rasional dan mempunyai berbagai kepentingan, kebutuhan, motif dan tujuan. Pendukung model ini antara lain, Down dan Simon
2) Sosiologis
Model ini lebih memusatkan perhatiannya kepada pengetahuan antropologi, sosiologi dan psikologi. Pendukung model ini antara lain Bern
3) Pengembangan hubungan manusia
Model pengembangan hubungan manusia lebih memusatkan perhatiannya kepada tujuan yang ingin dicapai dan pengembangan berbagai sistem motivasi menurut jenis motivasi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja. Pendukung model ini antara lain, Mc Gregor, Maslow, dan Bennis.
Keterbatasan dari pendekatan perilaku ini adalah bahwa beberapa ahli manajemen termasuk ahli perilaku percaya bahwa bidang perilaku tidak sepenuhnya nyata karena berkenaan dengan manusia yang bersifat unik. Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli perilaku sangat kompleks dan abstrak untuk dipraktekkan para manajer. Dikarenakan perilaku manusia sangat unik, maka ahli-ahli perilaku sering berbeda dalam menyimpulkan penelitian, dan rekomendasinya pun sulit bagi manajer untuk memilih dan melaksanakannya.
-TEORI
KUANTITATIF
Pendekatan
kuantitatif ditandai dengan berkembangnya tim penelitian operasi dalam
pemecahan masalah-masalah industri. Pendekatan ini didasari oleh kesuksesan tim
penelitian operasi Inggris pada PD II. Teknik-teknik penelitian operasi ini
semakin berkembang sejalan dengan kemajuan komputer, transportasi dan
komunikasi. Teknik-teknik penelitian operasi selanjutnya disebut sebagai
pendekatan manajemen ilmiah.
Pendekatan manajemen ilmiah dipakai dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen produksi, penjadwalan, pengembangan strategi produk, pengembangan SDM dan perencanaan program
Langkah-langkah manajemen ilmiah yaitu:
1) perumusan masalah
2) penyusunan suatu model matematis
3) penyelesaian model
4) pengujian model
5) penetapan pengawasan atas hasil
6) pelaksanaan (implementas)
Pendekatan manajemen ilmiah dipakai dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen produksi, penjadwalan, pengembangan strategi produk, pengembangan SDM dan perencanaan program
Langkah-langkah manajemen ilmiah yaitu:
1) perumusan masalah
2) penyusunan suatu model matematis
3) penyelesaian model
4) pengujian model
5) penetapan pengawasan atas hasil
6) pelaksanaan (implementas)
A. Teori Manajemen Ilmiah /
Klasik
Variabel yang
diperhatikan dalam manajemen ilmiah :
1. Pentingnya peran
manajer
2. Pemanfaatan dan
pengangkatan tenaga kerja
3. Tanggung jawab
kesejahteraan karyawan
4. Iklim kondusif
Manajemen ilmiah
memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja.
A.1. Robert Owen (1771 – 1858)
Menekankan tentang
peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.
Dilatar-belakangi
oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai, dimana kondisi kerja
sebelumnya dan
kehidupan pekerja pada masa itu sangat buruk.
A.2. Charles Babbage (1792 –
1871)
Menganjurkan untuk
mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian
pekerjaan. Sehingga
setiap ekerja dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Setiap
pekerja hanya
dituntut tanggungjawab khusus sesuai dengan spesialisasinya.
A.3. Frederick W. Taylor :
Merupakan titik tolak
penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian tentang studi waktu
kerja (time & motion
studies). Dengan penekanan waktu penyelesaian pekerjaan dapat
dikorelasikan dengan
upah yang diterima. Metode ini disebut sistem upah differensial.
A.4. Hennry L. Gantt (1861 –
1919) :
Gagasannya mempunyai
kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :
1. Kerjasama saling
menguntungkan antara manajer dan karyawan.
2. Mengenal metode
seleksi yang tepat.
3. Sistem bonus dan
instruksi.
Akan tetapi Hennry
menolak sistem upah differensial. Karena hanya berdampak kecil terhadap
motivasi kerja.
A.5. Frank B dan Lillian M.
Gilbreth (1868 – 1924 dan 1878 – 1972) :
Berdasarkan pada
gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam
pekerjaan. Menurut
Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan
yang dihilangkan juga
menimbulkan kelelahan. Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk
mencapai gerakan yang
efektif dapat mengurangi kelelahan.
A.6. Herrrington Emerson (1853
– 1931) :
Berpendapat bahwa
penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri adalah
adanya pemborosan dan
inefisinesi. Oleh karena itu ia menganjurkan :
1. Tujuan jelas
2. Kegiatan logis
3. Staf memadai
4. Disiplin kerja
5. Balas jasa yang
adil
6. Laporan terpecaya
7. Urutan instruksi
8. Standar kegiatan
9. Kondisi standar
10. Operasi standar
11. Instruksi standar
12. Balas jasa
insentif
B. Teori Organisasi Klasik
B.1. Fayol (1841 – 1925) :
Teori organisasi
klasik mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri atas :
1. Technical ;
kegiatan memproduksi produk dan mengoranisirnya.
2. Commercial ;
kegiatan membeli bahan dan menjual produk.
3. Financial ;
kegiatan pembelanjaan.
4. Security ;
kegiatan menjaga keamanan.
5. Accountancy ;
kegiatan akuntansi
6. Managerial ;
melaksanakan fungsi manajemen yang terdiri atas :
- Planning ; kegiatan
perencanaan<>
- Organizing ;
kegiatan mengorganiisasikaan
- Coordinating ;
kegiatan pengkoorrdinasiian
- Commanding ;
kegiatan pengarahann
- Controlling ;
kegiatan penngawasaan
Selain hal tersebut
diatas, asas-asa umum manajemen menurut Fayol adalah :
- Pembagian kerja
- Asas wewenang dan
tanggungjawab<>
- Disiplin
- Kesatuan perintah
- Kesatuan arah
- Asas kepentingan
umum
- Pemberian janji
yang wajar
- Pemusatan wewenang
- Rantai berkala
- Asas keteraturan
- Asas keadilan
- Kestabilan masa
jabatan
- Inisiatif
- Asas kesatuan
B.2. James D. Mooney :
Menurut James, kaidah
yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen adalah :
a. Koordinasi
b. Prinsip skala
c. Prinsip fungsional
d. Prinsip staf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar