Definisi
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung denganlingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasaverbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
1. PROSES KOMUNIKASI
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.
1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
3. SALURAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Tindak komunikasi dalam suatu organisasi berkaitan dengan pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang terjadi didalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan atau pun bagaimana karyawan/bawahan mencoba menyampaikan keluhan kepada atasan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan. Ini hanya satu contoh sederhana untuk memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu organisasi, baik organisasi yang mencari keuntungan ekonomi maupun organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan.
Sebelum membahas pengertian komunikasi organisasi sebaiknya kita uraikan terminologi yang melekat pada konteks komunikasi organisasi, yaitu komunikasi dan organisasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”. Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah kita seringkali mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang sama.
4. Peranan Komunikasi Informal
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
1. atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
- keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah
- kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi
- kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi
- tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
2.berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung denganlingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasaverbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
1. PROSES KOMUNIKASI
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.
1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
3. SALURAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Tindak komunikasi dalam suatu organisasi berkaitan dengan pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang terjadi didalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan atau pun bagaimana karyawan/bawahan mencoba menyampaikan keluhan kepada atasan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan. Ini hanya satu contoh sederhana untuk memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu organisasi, baik organisasi yang mencari keuntungan ekonomi maupun organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan.
Sebelum membahas pengertian komunikasi organisasi sebaiknya kita uraikan terminologi yang melekat pada konteks komunikasi organisasi, yaitu komunikasi dan organisasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”. Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah kita seringkali mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang sama.
4. Peranan Komunikasi Informal
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
1. atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:
- keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah
- kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi
- kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi
- tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
2.berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
5. Hambatan-hambatan Komunikasi Efektif
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi . Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkankomunikasi tidak efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan , agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
Peningkatan Efektivitas Komunikasi
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku.
Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah faham dan konflik.
Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar.
Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai. Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan. Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing.
Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam perkantoran. MenurutKohler ada dua model komunikasi dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan perkantoran ini. Pertama, komunikasi koordinatif, yaitu proses komunikasi yang berfungsi untuk menyatukan bagian-bagian (subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi interaktif, ialah proses pertukaran informasi yang berjalan secara berkesinambungan, pertukaran pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub-sub sistem dalam perkantoran, maupun antara perkantoran dengan mitra kerja. Frekuensi dan intensitas komunikasi yang dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu proses komunikasi tersebut.
MOTIVASI KERJA
· 1. Motivasi Kerja (Y1)
· Motivasi Kerja adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu tugas atau kegiatan dengan sebaik – baiknya agar mencapai prestasi yang tinggi. Indikator dalam penelitian ini yaitu:
a. Kebutuhan Eksistensi (Existence Needs) (Y1.1)
Terpenuhinya k ebutuhan akan sandang/pangan .
Terwujudnya rasa aman/nyaman dalam bekerja .
Adanya perlindungan apabila terjadi kecelakaan kerja
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi . Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkankomunikasi tidak efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan , agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
Peningkatan Efektivitas Komunikasi
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku.
Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah faham dan konflik.
Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah standar.
Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai. Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan. Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing.
Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam perkantoran. MenurutKohler ada dua model komunikasi dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan perkantoran ini. Pertama, komunikasi koordinatif, yaitu proses komunikasi yang berfungsi untuk menyatukan bagian-bagian (subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi interaktif, ialah proses pertukaran informasi yang berjalan secara berkesinambungan, pertukaran pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub-sub sistem dalam perkantoran, maupun antara perkantoran dengan mitra kerja. Frekuensi dan intensitas komunikasi yang dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu proses komunikasi tersebut.
MOTIVASI KERJA
· 1. Motivasi Kerja (Y1)
· Motivasi Kerja adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu tugas atau kegiatan dengan sebaik – baiknya agar mencapai prestasi yang tinggi. Indikator dalam penelitian ini yaitu:
a. Kebutuhan Eksistensi (Existence Needs) (Y1.1)
Terpenuhinya k ebutuhan akan sandang/pangan .
Terwujudnya rasa aman/nyaman dalam bekerja .
Adanya perlindungan apabila terjadi kecelakaan kerja
b. Kebutuhan Keterkaitan (Relatedness Needs) (Y1.2)
Adanya h ubungan kerja sama yang baik antara pimpinan dengan bawahan dalam menjalankan tugas .
Adanya h ubungan kerja sama yang baik antara teman sekerja dalam tugas .
c. Kebutuhan Pertumbuhan (Growth Needs) (Y1.3)
Adanya kesempatan memberikan masukan untuk kemajuan organisasi .
Penghargaan yang layak atas kinerja .
2. Kinerja (Y2)
Kinerja ialah sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan pegawai untuk mengerjakan pekerjaannya hingga optimal atau prestasi yang dicapai pegawai Badan Pertanahan Provinsi Sulawesi Tenggara dengan hasil yang lebih meningkat daripada prestasi sebelumnya.( Elisabet Siahaan;2007).Miner (1988) dalam Natsir (2003 : 48), Martoyo (2000:97). Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah :
a. Kualitas kerja (Y2.1) yaitu penilaian responden terhadap sejauh mana proses atau hasil peleksanaan tugas/pekerjaan yang diberikan mendekati tujuan/target yang telah ditentukan dilihat dari sisi ketelitian kerja, kerapian kerja, keterampilan dan kecakapan kerja..
Adapaun item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Mempunyai ketelitian dalam bekerja sehingga tingkat kesalahan rendah.
Hasil dari pekerjaan yang dilakukan pegawai dengan mutu terbaik.
b. Kuantitas kerja (Y2.2) penilaian responden terhadap sejauh mana proses atau hasil peleksanaan tugas/pekerjaan yang diberikan mendekati tujuan/target yang telah ditentukan dilihat dari sisi jumlah yang dihasilkan dalam melaksanakan pekerjaan. Adapaun item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Jumlah pekerjaan rutin yang diselesaikan berdasarkan target.
Jumlah pekerjaan tambahan yang diselesaikan berdasarkan target.
c. Kemampuan kerja (Y2.3)adalahpenilaian responden dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, kemampuan untuk kerja sama serta kemampuan untuk menghadapi tantangan dalam tugas yang diemban. Adapun item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Adanya pemahaman yang baik dan benar serta kepandaian, keahlian dan keterampilan melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan tugas pokok d an fungsi.
Kecepatan dan ketepatan dalam melaksanakan pekerjaan yang disertai dengan kemampuan menghadirkan alternatif solusi dalam menyelesaikan permasalahan pekerjaan.
d. Tanggung jawab (Y2.4)adalah peneilaian responden terhadap kesiapan/kesanggupan dalam melaksanakan pekerjaan/tugas dan tanggung jawab. Adapun item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Pegawai melaksanakan pekerjaan sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab dalam tugas pokok dan fungsinya.
Beban kerja yang diberikan organisasi telah sesuai dengan kemampuan kerja pegawai.
MOTIVASI BELAJAR
DefinisiMotivasi belajar
Motivasi menjadi sesuatu hal yang sangat penting tatkala kita akan melakukan sesuatu. Ada beberapa Definisimotivasi belajar yang dikemukakan oleh para ahli, Definisimotivasi tersebut adalah:
1.Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri sesorang yang menimbulkan, memberikan arah dan memberi kekuatan, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
2.Definisimotivasi belajar yang dikemukakan Davis (dalam Andayani, 2006: 25): ”Motive or motivation refers to an internal state resulting from a need which incites behaviour, usually directed towarked fulfilling the need.”
Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa motivasi merupakan sesuatu yang berasal dari dalam diri seseorang yang muncul dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
3.Definisimotivasi belajar yang dikemukakan Nasution (1993: 08) yang menya-takan: Motivasi adalah kondisi psikologis sesorang untuk melakukan sesuatu.
4.Definisimotivasi belajar yang dikemukakan Sardiman (2007: 75):
Keseluruhan daya dan penggerak psikis di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan.
5. Definisimotivasi belajar yang dikemukakan Winkel (1983: 27) menyatakan: Motivasi belajar merupakan faktor psikis, yang bersifat nonintelektual yang berperan dalam hal gairah belajar. Siswa yang bermotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan.
MOTIVASI HIDUP
Motivasi hidup mempengaruhi hidup Anda. Banyak orang yang masih belum memahami apa yang menjadi motivasi hidup atau baru memahami sebagian dari motivasi hidup sebenarnya. Pemahaman yang kurang atau parsial tentu akan mempengaruhi kualitas kehidupan kita.
Apa definisi motivasi hidup? Kita lihat dulu definisi motivasi.Motivasi pada dasarnya adalah alasan atau dorongan untuk bertindak.Maka motivasi hidup bisa diartikan alasan atau dorongan untuk hidup. Dari sini akan membawa kepada sebuah pertanyaan besar, mengapa kita hidup? Mengapa kita ada di dunia ini?Siapa saya?Banyak orang yang berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Namun mereka tidak akan menemukan jawabannya atau menemukan jawaban yang salah selama mereka mencari dari sumber yang salah.
Seharusnya, jika kita bertanya mengapa kita hidup, kita harus bertanya kepada Yang Menghidupkan kita. Tiada lain adalah Allah SWT. Dan, Allah SWT sudah menjawab pertanyaan kita ini dan dituliskan dalam kitab suci kita Al Qur’an.
Jadi ibadahlah yang menjadi motivasi hidup sejati kita. Hidup kita tiada lain hanya untuk beribadah kepada Allah. Segala gerak gerik kita, pemikiran kita, dan ucapan kita harus dalam rangka beribadah kepada Allah.
Tentu saja, pemahaman ibadah disini adalah ibadah secara integral.Bukan hanya ibadah ritual saja, tetapi ibadah secara kesuluruhan.Artinya semua aspek kehidupan yang kita jalani harus dalam rangka ibadah.
Jika ibadah sudah menjadi motivasi hidup kita, inilah yang perlu kita lakukan:
Pertama:Jadikan, semua yang kita lakukan saat ini menjadi bernilai ibadah. Tapi hati-hati, ada berbagai tindakan yang tidak bisa diubah menjadi ibadah yaitu tindakan yang nyata-nyata perbuatan maksiat.Untuk tindakan maksiat, harus dihentikan dan diganti dengan ibadah. Untuk mengganti tindakan “biasa” menjadi tindakan ibadah ialah dengan dua cara:
Niatkan sebagai ibadah
Lakukan dengan cara yang sesuai syariat
Kedua: Ketahui apa saja ibadah yang harus kita lakukan dan lakukanlah sebisa mungkin. Ketahuilah apa yang dilarang dan jangan lakukan.
Adanya h ubungan kerja sama yang baik antara pimpinan dengan bawahan dalam menjalankan tugas .
Adanya h ubungan kerja sama yang baik antara teman sekerja dalam tugas .
c. Kebutuhan Pertumbuhan (Growth Needs) (Y1.3)
Adanya kesempatan memberikan masukan untuk kemajuan organisasi .
Penghargaan yang layak atas kinerja .
2. Kinerja (Y2)
Kinerja ialah sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan pegawai untuk mengerjakan pekerjaannya hingga optimal atau prestasi yang dicapai pegawai Badan Pertanahan Provinsi Sulawesi Tenggara dengan hasil yang lebih meningkat daripada prestasi sebelumnya.( Elisabet Siahaan;2007).Miner (1988) dalam Natsir (2003 : 48), Martoyo (2000:97). Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah :
a. Kualitas kerja (Y2.1) yaitu penilaian responden terhadap sejauh mana proses atau hasil peleksanaan tugas/pekerjaan yang diberikan mendekati tujuan/target yang telah ditentukan dilihat dari sisi ketelitian kerja, kerapian kerja, keterampilan dan kecakapan kerja..
Adapaun item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Mempunyai ketelitian dalam bekerja sehingga tingkat kesalahan rendah.
Hasil dari pekerjaan yang dilakukan pegawai dengan mutu terbaik.
b. Kuantitas kerja (Y2.2) penilaian responden terhadap sejauh mana proses atau hasil peleksanaan tugas/pekerjaan yang diberikan mendekati tujuan/target yang telah ditentukan dilihat dari sisi jumlah yang dihasilkan dalam melaksanakan pekerjaan. Adapaun item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Jumlah pekerjaan rutin yang diselesaikan berdasarkan target.
Jumlah pekerjaan tambahan yang diselesaikan berdasarkan target.
c. Kemampuan kerja (Y2.3)adalahpenilaian responden dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, kemampuan untuk kerja sama serta kemampuan untuk menghadapi tantangan dalam tugas yang diemban. Adapun item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Adanya pemahaman yang baik dan benar serta kepandaian, keahlian dan keterampilan melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan tugas pokok d an fungsi.
Kecepatan dan ketepatan dalam melaksanakan pekerjaan yang disertai dengan kemampuan menghadirkan alternatif solusi dalam menyelesaikan permasalahan pekerjaan.
d. Tanggung jawab (Y2.4)adalah peneilaian responden terhadap kesiapan/kesanggupan dalam melaksanakan pekerjaan/tugas dan tanggung jawab. Adapun item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Pegawai melaksanakan pekerjaan sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab dalam tugas pokok dan fungsinya.
Beban kerja yang diberikan organisasi telah sesuai dengan kemampuan kerja pegawai.
MOTIVASI BELAJAR
DefinisiMotivasi belajar
Motivasi menjadi sesuatu hal yang sangat penting tatkala kita akan melakukan sesuatu. Ada beberapa Definisimotivasi belajar yang dikemukakan oleh para ahli, Definisimotivasi tersebut adalah:
1.Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri sesorang yang menimbulkan, memberikan arah dan memberi kekuatan, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
2.Definisimotivasi belajar yang dikemukakan Davis (dalam Andayani, 2006: 25): ”Motive or motivation refers to an internal state resulting from a need which incites behaviour, usually directed towarked fulfilling the need.”
Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa motivasi merupakan sesuatu yang berasal dari dalam diri seseorang yang muncul dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
3.Definisimotivasi belajar yang dikemukakan Nasution (1993: 08) yang menya-takan: Motivasi adalah kondisi psikologis sesorang untuk melakukan sesuatu.
4.Definisimotivasi belajar yang dikemukakan Sardiman (2007: 75):
Keseluruhan daya dan penggerak psikis di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan.
5. Definisimotivasi belajar yang dikemukakan Winkel (1983: 27) menyatakan: Motivasi belajar merupakan faktor psikis, yang bersifat nonintelektual yang berperan dalam hal gairah belajar. Siswa yang bermotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan.
MOTIVASI HIDUP
Motivasi hidup mempengaruhi hidup Anda. Banyak orang yang masih belum memahami apa yang menjadi motivasi hidup atau baru memahami sebagian dari motivasi hidup sebenarnya. Pemahaman yang kurang atau parsial tentu akan mempengaruhi kualitas kehidupan kita.
Apa definisi motivasi hidup? Kita lihat dulu definisi motivasi.Motivasi pada dasarnya adalah alasan atau dorongan untuk bertindak.Maka motivasi hidup bisa diartikan alasan atau dorongan untuk hidup. Dari sini akan membawa kepada sebuah pertanyaan besar, mengapa kita hidup? Mengapa kita ada di dunia ini?Siapa saya?Banyak orang yang berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Namun mereka tidak akan menemukan jawabannya atau menemukan jawaban yang salah selama mereka mencari dari sumber yang salah.
Seharusnya, jika kita bertanya mengapa kita hidup, kita harus bertanya kepada Yang Menghidupkan kita. Tiada lain adalah Allah SWT. Dan, Allah SWT sudah menjawab pertanyaan kita ini dan dituliskan dalam kitab suci kita Al Qur’an.
Jadi ibadahlah yang menjadi motivasi hidup sejati kita. Hidup kita tiada lain hanya untuk beribadah kepada Allah. Segala gerak gerik kita, pemikiran kita, dan ucapan kita harus dalam rangka beribadah kepada Allah.
Tentu saja, pemahaman ibadah disini adalah ibadah secara integral.Bukan hanya ibadah ritual saja, tetapi ibadah secara kesuluruhan.Artinya semua aspek kehidupan yang kita jalani harus dalam rangka ibadah.
Jika ibadah sudah menjadi motivasi hidup kita, inilah yang perlu kita lakukan:
Pertama:Jadikan, semua yang kita lakukan saat ini menjadi bernilai ibadah. Tapi hati-hati, ada berbagai tindakan yang tidak bisa diubah menjadi ibadah yaitu tindakan yang nyata-nyata perbuatan maksiat.Untuk tindakan maksiat, harus dihentikan dan diganti dengan ibadah. Untuk mengganti tindakan “biasa” menjadi tindakan ibadah ialah dengan dua cara:
Niatkan sebagai ibadah
Lakukan dengan cara yang sesuai syariat
Kedua: Ketahui apa saja ibadah yang harus kita lakukan dan lakukanlah sebisa mungkin. Ketahuilah apa yang dilarang dan jangan lakukan.
MOTIVASI SISWA
Motivasi berasal dari kata motif, di artikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.Jadi motivasi dapat di artikan
sebagai daya yang telah menjadi aktif.motif menjadi aktif pada saat tertentu,
terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau
mendesak.
Istilah motif (motive) dan motivasi pada mulanya menjadi topik dalam
psikologi yang kemudian meluas ke bidang-bidang lain seperti dalam bidang
pendidikan dan manajemen.
Motif (motive) berasal dari akar kata bahasa latin “ movere “, yang
kemudian menjadi “motion“, yang artinya gerak atau dorongan untuk
bergerak. Jadi motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif atau hal menjadi motif.Tegasnya, motivasi adalah motif atau hal yang sudah menjadi
aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
terasa sangat mendesak.
Kata “motif”, di artikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu.Motif dapat di katakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat di artikan suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat di artikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat di
rasakan/mendesak.
James O. Whittaker memberikan pengertian secara umum mengenai
penggunaan istilah “motivation” di bidang psikologi.Ia mengatakan bahwa
motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau
memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan
yang di timbulkan oleh motivasi tersebut.
Thorndike yang terkenai dengan pandangannya tentang belajar sebagai
proses “trial and error” itu dimulai dengan adanya beberapa motif yang
mendorong keaktifan. Dengan demikian, untuk mengaktifkan anak dalam belajar di perlukan motivasi.Ia menekankan pentingnya motivasi di dalam
belajar.
Sama halnya dengan Thorndike, menurut Ghuthrie motivasi hanyalah
menimbulkan variasi respons pada individu, dan bila di hubungkan dengan
hasil belajar, motivasi tersebut bukan instrumental dalam belajar.
Morgan menjelaskan istilah motivasi dalam hubungannya dengan
psikologi pada umumnya. Menurut Morgan, motivasi bertalian dengan 3 hal
yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut
ialah : keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah
laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan
dari tingakah laku tersebut (goals or ends of such behavior). Motivasi terjadi
dengan siklus antara motif, tingkah laku instrumental dan tujuan
MOTIVASI INTRINSIK
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motifyang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukansesuatu. yaitu bahwa suatu aktivitas/kegiatan belajar di mulai danditeruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan doronganyang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar itu.Motivasi itu instrinsik bila tujuannya inheren dengan situasibelajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untukmenguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu.
Anakdidik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai- nilaiyang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah dansebagainya.Bila seseorang telah memiliki motivasi instrinsik dalam dirinyamaka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidakmemerlukan motivasi dari luar dirinya.
Dalam aktivitas belajar motivasiinstrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri.Seseorang yangtidak memiliki motivasi instrinsik sulit sekali melakukan aktivitasbelajar secara terus-menerus.Seseorang yang memiliki motivasiinstrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangioleh pemikiran yang positif, b a h w a s e m u a m a t a p e l a j ar a n y a n g di p e l a j a r i s ek a r a n g a k a n d i b u t uh k a n dan sangat berguna kini dan dimasa mendatang.
MOTIVASI EKSTRINSIK
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik.Motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang aktif dan berfungsi karenaadanya perangsang dari luar, yaitu suatu aktivitas belajar dimulai danditeruskan, berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secaramutlak berkaitan dengan aktifitas belajar sendiri. Misalnya, siswa rajinbelajar untuk memperoleh hadiah yang dijanjikan kepadanya, atau anaktekun belajar untuk menghindari hukuman yang diancamkan kepadanya Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didikmenempatkan tujuan belajarnya di luar faktor- faktor situasi belajar(resides in some factors outside the learning situation). Anak didikbelajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yangdipelajarinya.
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukandan tidak baik dalam pendidikan.Motivasi ekstrinsik diperlukan agaranak didik termotivasi untuk belajar.Guru yang berhasil mengajaradalah guru guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalambelajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagaibentuknya.Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajarankurang menarik perha tian anak didik atau karena sikap tertentu padaguru atau orang tua. Yang tergolong bentuk motivasi belajar ekstrinsikantara lain:1) Belajar demi memenuhi kewajiban2) Belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan3) Belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan4) Belajar demi meningkatkan gengsi sosial5) Belajar demi memperoleh pujian dari orang lain, misalnya guru danorang tua 6) B e l a j a r d e m i t u n t utan jabatan yang ingin dipegang atau demimemenuhi persyaratan kenaikan jenjang
MOTIVASI KONSUMEN
Motivasi merupakan tenaga penggerak dalam diri individu yang mendorong mereka untuk bertindak.Tenaga penggerak ini ditimbulkan oleh tekanan keadaan tertekan yang tidak menyenangkan yang muncul sebagai akibat dari kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Semua individu mempunyai kebutuhan, hasrat, dan keinginan. Dorongan bawah sadar individu untuk mengurangi tekanan yang ditimbulkan oleh kebutuhan menghasilkan perilaku yang diharapkannya akan memenuhi kebutuhan sehingga akan menimbulkan keadaan yang lebih menyenangkan dalam dirinya.
NEEDS (KEBUTUHAN)
Setiap orang mempunyai berbagai kebutuhan, diantaranya adalah:
Kebutuhan dasar (innate needs) yaitu kebutuhan yang dibawa sejak individu lahir dan bersifat fisiologis (biogenis), meliputi semua factor yang dibutuhkan untuk menopang kehidupan fisik (makanan, air, pakaian, perumahan, seks). Kebutuhan biogenis dianggap sebagai kebutuhan primer, karena semua itu dibutuhkan untuk meneruskan kehidupan biologis.
Kebutuhan perolehan (acquired needs) adalah kebutuhan yang dikembangkan individu sesudah lahir (yang dipelajari sebagai jawaban terhadap kebudayaan atau lingkungan) terutama bersifat psikologis (psikogenis), meliputi cinta, penerimaan, penghargaan, dan pemenuhan diri. Kebutuhan perolehan biasa dianggap sebagai kebutuhan sekunder. Kebutuhan-kebutuhan ini merupakan akibat dari keadaan psikologis subyektif individu dan dari berbagai hubungan dengan orang lain.
GOALS (SASARAN)
Sasaran adalah hasil yang diinginkan dari perilaku yang didorong oleh motivasi. Sasaran umum yaitu kelas atau kategori sasaran umum yang dipandang konsumen sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan. Analisis sasaran hasil (means and analysis) merupakan cara lain untuk meninjau paradigma sasaran kebutuhan. Beberapa individu menetapkan hasil yang diingini atas dasar nilai-nilai pribadi dan memilih sarana (perilaku) yang dipercaya dapat membantu mencapai sasaran yang diinginkan.
INTERDEPENDENCE OF NEEDS AND GOALS
Kebutuhan dan sasaran saling tergantung, tidak ada yang bisa eksis tanpa lainnya.Tetapi, kesadaran orang terhadap sasarannya sering tidak sebesar kesadaran orang itu terhadap kebutuhannya. Misalnya, seorang mahasiswa tidak menyadari kebutuhannya akan prestasi tetapi ia mungkin berjuang untuk mendapatkan nilai A.
POSITIVE AND NEGATIVE MOTIVATION
Positive motivation merupakan kebutuhan, keinginan, atau hasrat.Negative motivation merupakan rasa takut atau keengganan. Kekuatan motivasi positif dan negative terlihat sangant berbeda dari sudut kegiatan fisik (terkadang bersifat emosional), akan tetapi keduanya pada dasarnya sama yaitu bermanfaat untuk memulai dan menunjang perilaku manusia. karena alasan ini kedua jenis motivasi sering disebut sebagai kebutuhan.
Sasaran juga dapat positif atau negative.Sasaran positif adalah menjadi arah bagi perilaku, sehingga sering disebut obyek yang didekati.Sasaran negative adalah sasaran yang dihindari oleh perilaku dan disebut obyek yang dijauhi.
RATIONAL VERSUS EMOTIONAL MOTIVES
Rational Motives, menyatakan bahwa para konsumen memilih sasaran didasarkan pada kriteria yang obyektif, artinya konsumen secara teliti mempertimbangkan semua alternative dan memilih alternative yang memberikan manfaat terbesar, seperti ukuran, berat, harga, dsb.
Emotional Motives, mengandung arti bahwa pemilihan sasarannya menurut kriteria pribadi atau subyektif. Contoh, kebanggaan, ketakutan, kasih saying, dsb.
Motivasi berasal dari kata motif, di artikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.Jadi motivasi dapat di artikan
sebagai daya yang telah menjadi aktif.motif menjadi aktif pada saat tertentu,
terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau
mendesak.
Istilah motif (motive) dan motivasi pada mulanya menjadi topik dalam
psikologi yang kemudian meluas ke bidang-bidang lain seperti dalam bidang
pendidikan dan manajemen.
Motif (motive) berasal dari akar kata bahasa latin “ movere “, yang
kemudian menjadi “motion“, yang artinya gerak atau dorongan untuk
bergerak. Jadi motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif atau hal menjadi motif.Tegasnya, motivasi adalah motif atau hal yang sudah menjadi
aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
terasa sangat mendesak.
Kata “motif”, di artikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu.Motif dapat di katakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat di artikan suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat di artikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat di
rasakan/mendesak.
James O. Whittaker memberikan pengertian secara umum mengenai
penggunaan istilah “motivation” di bidang psikologi.Ia mengatakan bahwa
motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau
memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan
yang di timbulkan oleh motivasi tersebut.
Thorndike yang terkenai dengan pandangannya tentang belajar sebagai
proses “trial and error” itu dimulai dengan adanya beberapa motif yang
mendorong keaktifan. Dengan demikian, untuk mengaktifkan anak dalam belajar di perlukan motivasi.Ia menekankan pentingnya motivasi di dalam
belajar.
Sama halnya dengan Thorndike, menurut Ghuthrie motivasi hanyalah
menimbulkan variasi respons pada individu, dan bila di hubungkan dengan
hasil belajar, motivasi tersebut bukan instrumental dalam belajar.
Morgan menjelaskan istilah motivasi dalam hubungannya dengan
psikologi pada umumnya. Menurut Morgan, motivasi bertalian dengan 3 hal
yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut
ialah : keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah
laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan
dari tingakah laku tersebut (goals or ends of such behavior). Motivasi terjadi
dengan siklus antara motif, tingkah laku instrumental dan tujuan
MOTIVASI INTRINSIK
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motifyang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukansesuatu. yaitu bahwa suatu aktivitas/kegiatan belajar di mulai danditeruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan doronganyang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar itu.Motivasi itu instrinsik bila tujuannya inheren dengan situasibelajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untukmenguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu.
Anakdidik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai- nilaiyang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah dansebagainya.Bila seseorang telah memiliki motivasi instrinsik dalam dirinyamaka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidakmemerlukan motivasi dari luar dirinya.
Dalam aktivitas belajar motivasiinstrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri.Seseorang yangtidak memiliki motivasi instrinsik sulit sekali melakukan aktivitasbelajar secara terus-menerus.Seseorang yang memiliki motivasiinstrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangioleh pemikiran yang positif, b a h w a s e m u a m a t a p e l a j ar a n y a n g di p e l a j a r i s ek a r a n g a k a n d i b u t uh k a n dan sangat berguna kini dan dimasa mendatang.
MOTIVASI EKSTRINSIK
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik.Motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang aktif dan berfungsi karenaadanya perangsang dari luar, yaitu suatu aktivitas belajar dimulai danditeruskan, berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secaramutlak berkaitan dengan aktifitas belajar sendiri. Misalnya, siswa rajinbelajar untuk memperoleh hadiah yang dijanjikan kepadanya, atau anaktekun belajar untuk menghindari hukuman yang diancamkan kepadanya Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didikmenempatkan tujuan belajarnya di luar faktor- faktor situasi belajar(resides in some factors outside the learning situation). Anak didikbelajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yangdipelajarinya.
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukandan tidak baik dalam pendidikan.Motivasi ekstrinsik diperlukan agaranak didik termotivasi untuk belajar.Guru yang berhasil mengajaradalah guru guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalambelajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagaibentuknya.Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajarankurang menarik perha tian anak didik atau karena sikap tertentu padaguru atau orang tua. Yang tergolong bentuk motivasi belajar ekstrinsikantara lain:1) Belajar demi memenuhi kewajiban2) Belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan3) Belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan4) Belajar demi meningkatkan gengsi sosial5) Belajar demi memperoleh pujian dari orang lain, misalnya guru danorang tua 6) B e l a j a r d e m i t u n t utan jabatan yang ingin dipegang atau demimemenuhi persyaratan kenaikan jenjang
MOTIVASI KONSUMEN
Motivasi merupakan tenaga penggerak dalam diri individu yang mendorong mereka untuk bertindak.Tenaga penggerak ini ditimbulkan oleh tekanan keadaan tertekan yang tidak menyenangkan yang muncul sebagai akibat dari kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Semua individu mempunyai kebutuhan, hasrat, dan keinginan. Dorongan bawah sadar individu untuk mengurangi tekanan yang ditimbulkan oleh kebutuhan menghasilkan perilaku yang diharapkannya akan memenuhi kebutuhan sehingga akan menimbulkan keadaan yang lebih menyenangkan dalam dirinya.
NEEDS (KEBUTUHAN)
Setiap orang mempunyai berbagai kebutuhan, diantaranya adalah:
Kebutuhan dasar (innate needs) yaitu kebutuhan yang dibawa sejak individu lahir dan bersifat fisiologis (biogenis), meliputi semua factor yang dibutuhkan untuk menopang kehidupan fisik (makanan, air, pakaian, perumahan, seks). Kebutuhan biogenis dianggap sebagai kebutuhan primer, karena semua itu dibutuhkan untuk meneruskan kehidupan biologis.
Kebutuhan perolehan (acquired needs) adalah kebutuhan yang dikembangkan individu sesudah lahir (yang dipelajari sebagai jawaban terhadap kebudayaan atau lingkungan) terutama bersifat psikologis (psikogenis), meliputi cinta, penerimaan, penghargaan, dan pemenuhan diri. Kebutuhan perolehan biasa dianggap sebagai kebutuhan sekunder. Kebutuhan-kebutuhan ini merupakan akibat dari keadaan psikologis subyektif individu dan dari berbagai hubungan dengan orang lain.
GOALS (SASARAN)
Sasaran adalah hasil yang diinginkan dari perilaku yang didorong oleh motivasi. Sasaran umum yaitu kelas atau kategori sasaran umum yang dipandang konsumen sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan. Analisis sasaran hasil (means and analysis) merupakan cara lain untuk meninjau paradigma sasaran kebutuhan. Beberapa individu menetapkan hasil yang diingini atas dasar nilai-nilai pribadi dan memilih sarana (perilaku) yang dipercaya dapat membantu mencapai sasaran yang diinginkan.
INTERDEPENDENCE OF NEEDS AND GOALS
Kebutuhan dan sasaran saling tergantung, tidak ada yang bisa eksis tanpa lainnya.Tetapi, kesadaran orang terhadap sasarannya sering tidak sebesar kesadaran orang itu terhadap kebutuhannya. Misalnya, seorang mahasiswa tidak menyadari kebutuhannya akan prestasi tetapi ia mungkin berjuang untuk mendapatkan nilai A.
POSITIVE AND NEGATIVE MOTIVATION
Positive motivation merupakan kebutuhan, keinginan, atau hasrat.Negative motivation merupakan rasa takut atau keengganan. Kekuatan motivasi positif dan negative terlihat sangant berbeda dari sudut kegiatan fisik (terkadang bersifat emosional), akan tetapi keduanya pada dasarnya sama yaitu bermanfaat untuk memulai dan menunjang perilaku manusia. karena alasan ini kedua jenis motivasi sering disebut sebagai kebutuhan.
Sasaran juga dapat positif atau negative.Sasaran positif adalah menjadi arah bagi perilaku, sehingga sering disebut obyek yang didekati.Sasaran negative adalah sasaran yang dihindari oleh perilaku dan disebut obyek yang dijauhi.
RATIONAL VERSUS EMOTIONAL MOTIVES
Rational Motives, menyatakan bahwa para konsumen memilih sasaran didasarkan pada kriteria yang obyektif, artinya konsumen secara teliti mempertimbangkan semua alternative dan memilih alternative yang memberikan manfaat terbesar, seperti ukuran, berat, harga, dsb.
Emotional Motives, mengandung arti bahwa pemilihan sasarannya menurut kriteria pribadi atau subyektif. Contoh, kebanggaan, ketakutan, kasih saying, dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar